SHARE

Pancasila Fondasi Bangsa di Tengah Nasionalisme Digital.

Keteladanan digital secara konkrit telah dimulai oleh para aktor non-negara. Memulai dari pembuat konten (content creator) di media sosial yang memiliki pengaruh dapat dijadikan langkah awal. Mereka adalah inisiator dan inovator nasionalisme. Promosi nilai-nilai Pancasila ditanamkan dari mereka seperti sopan santun, saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara anak bangsa.

Kita dapat saksikan ratusan meme, video, dan video musik karya anak bangsa yang dapat menggugah nasionalisme dan mengandung nilai-nilai pancasila. Cara baru pembuat konten tak pernah terpikirkan sebelumnya. Nah, aktor negara cukup memberikan dukungannya dalam berbagai bentuk fasilitas dan serangkaian kebijakan. Pilihan ini lebih baik ketimbang menggunakan pendengung (buzzer) yang kebanyakan bersembunyi. Ketauladanan haruslah nyata.

Sementara itu, pada 2021, Indonesia menduduki peringkat 53 dari 64 negara dalam World Digital Competitiveness (2021). Kalah jauh dari Thailand (peringkat 38) Malaysia (peringkat 27) dan Singapura (peringkat 5). Seolah hasil survei mengkonfirmasi temuan riset Microsoft di atas. Ruang digital tidak hanya keahlian dalam menggunakan internet, tetapi juga ada etika digital dan keamanan digital.

Literasi digital adalah tugas seluruh elemen. Tapi aktor negara paling memiliki tanggung jawab dalam hal ini. Literasi digital hanya bisa dilakukan sejak usia dini pada lembaga-lembaga pendidikan. Literasi digital dan digital native -generasi kita saat ini- bagai dua sisi mata uang. Adalah hak setiap warga negara untuk memperoleh akses dan pemaknaan terhadap ideologi bangsanya, yaitu Pancasila.

Halaman :
Tags
SHARE