SHARE

Istimewa

Stunting

Adapun stunting menurut dr. Kurniawan Satria Denta M.Sc. SpA., adalah hasil dari asupan gizi yang tidak adekuat dalam waktu lama atau kondisi status gizi buruk yang dibiarkan dalam waktu lama.

"Kalau gizi buruk biasanya berat badannya tidak bertambah, tetapi jika sudah stunting tinggi badannya pun terpengaruh," kata dia.

Pada anak yang sudah mengalami stunting maka akan lebih sulit untuk dipulihkan daripada gangguan status gizi atau pertumbuhan lainnya. “Selain pendek, kerusakan akibat stunting sudah sampai ke otak. Dan hal sulit dipulihkan lagi!" kata dr. Kurniawan yang berpraktek di RS Mayapada, Jakarta tersebut.

Pemerintah menargetkan prevalensi stunting pada 2024 hanya 14 persen. Adapun angka stunting pada 2021 adalah 24,4 persen. Artinya pemerintah harus menurunkan 2,7 persen prevalensi stunting setiap tahunnya. Untuk mencapai target tersebut sudah disiapkan intervensi spesifik.

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Dr. Erna Mulati, MSc-CMFM menjelaskan yang dimaksud dengan intervensi spesifik adalah intervensi yang dilakukan sebelum dan setelah anak lahir.

Intervensi sebelum anak lahir, sambung Erna, seperti pemeriksaan kehamilan, deteksi dini masalah kesehatan termasuk masalah gizi ibu hamil yang berpengaruh langsung pada pertumbuhan janin. Sedangkan intervensi setelah anak lahir adalah promosi pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan, pemberian MPASI dengan mengutamakan asupan makanan tinggi protein hewani, hingga pemantauan tumbuh kembang balita.

Lantas pada usia berapakah protein hewani idealnya diperkenalkan kepada anak? Sesuai dengan rekomendasi WHO maupun IDAI, 6 bulan pertama anak hanya mendapatkan ASI tanpa makanan tambahan lainnya. Setelah 6 bulan, mereka diperkenalkan dengan berbagai protein hewani maupun nabati. “Harus diingat prinsip pemberian MPASI adalah makanan dengan gizi lengkap dan seimbang. Jadi harus mengandung juga karbohidrat, lemak, vitamin serta mineral. MPASI tidak bisa menu tunggal, misalnya hanya lauk, sayur atau buah saja,” kata dr. Kurniawan.

Lebih lanjut dr. Kurniawan menyebutkan, mulai anak MPASI, susu bisa berperan sebagai sumber protein hewani yang melengkapi. Adapun sumber protein hewani lainnya adalah daging, ikan, atau telur. Untuk anak di atas 1 tahun, sambung dr. Kurniawan, ”Selain susu pertumbuhan, juga dapat diberikan susu UHT atau susu pasteurisasi.”
Kandungan Gizi yang Lengkap dalam Susu Mendukung Kebutuhan Mikronutrisi di Masa Remaja dan Ibu Hamil.
 

Halaman :