SHARE

Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Sekolah Dasar (SD) tahun 2018.

Setelah bangsa ini sudah berumur 76 tahun, apakah semua tujuan tersebut sudah sepenuhnya terpenuhi? Jawabannya bisa kita rasakan sendiri. Memang belum sepenuhnya terpenuhi, tapi sebagai warga negara yang baik harus memberikan apresiasi atas kerja yang sudah dilakukan oleh pemerintah selama ini.

Pada tulisan ini, penulis lebih menekakan pada tujuan mercerdaskan kehidupan bangsa. Sebab kata merdeka sendiri memiliki arti bijak dan terpelajar. Untuk mencapai itu maka kuncinya pada pendidikan.

Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi keniscaan untuk benar-benar menjadi bangsa merdeka. Pendidikan yang berkualitas lah yang mampu mencetak generasi-genarasi yang cerdas, berilmu dan berakhlak,  yang kelak akan mengubah wajah Indonesia menjadi bangsa yang terhormat dan diperhitungkan dipersaingan global.

Menjadi pertanyaan penting, mengapa hingga saat ini Indonesia belum menjadi bangsa yang  diperhitungkan. Tidak usah bicara pada tataran global itu sangat terlalu jauh, di kawasan Asia Tenggara saja dalam bidang pendidikan Indonesia masih tertinggal dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

Berdasarkan Education Index yang dikeluarkan oleh Human Development Reports, pada tahun 2017, Indonesia ada di posisi ketujuh di ASEAN dengan skor 0,622. Posisi Indonesia masih kalah dibanding Thailand dan Filipina yang sama-sama memiliki skor 0,661.

Sedangkan untuk posisi pertama ditempati Singapura dengan skor 0,832. Malaysia menempati peringkat kedua dengan skor 0,719. Kemudian disusul oleh Brunei Darussalam dengan skor 0,704.

Kualitas pendidikan yang masih tertinggal ini menjadi penyebab Indonesia lemah untuk  bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Berdasarkan Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2019 Indonesia berada di urutan 67 dari 125 negara di dunia.

Sedangkan untuk wilayah ASEAN Indonesia menempati posisi keenam dengan skor 38,61. Singapura kembali menempati peringkat pertama dengan skor 77,27. Selanjutnya disusul oleh Malaysia (58,62), Brunai Darussalam (49.91), dan Filipina (40.94).

Agar Indonesia mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain, maka tidak ada cara lain dengan terus meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air.

Presiden Joko Widodo sendiri telah menyadari bahwa daya saing Indonesia masih tertinggal dibanding bangsa-bangsa lain. Maka itu di masa kepemimpinannya jumlah anggaran untuk pendidikan setiap tahun terus ditambah. Pada tahun 2017 anggaran pendidikan sebesar Rp406,1 T.  Tahun 2018 (Rp431,7 T), tahun 2019 (Rp460,3 T), tahun 2020 (Rp547,8 T) dan tahun 2021 (Rp550 T). (kemenkeu.go.id)

Halaman :
Tags
SHARE