Beranda Kolom Negara-Negara Global South Harus Serempak Tolak "Tarif Resiprokal"

Negara-Negara Global South Harus Serempak Tolak "Tarif Resiprokal"

Para demonstran bergabung dalam aksi unjuk rasa dan pawai untuk menentang kebijakan pemerintahan Donald Trump di New York City, Amerika Serikat, pada 19 April 2025. (Xinhua/Liu Yanan)

0
Xinhua

Krisis tarif saat ini merupakan seruan peringatan, menyadarkan untuk bersatu atau akan hancur. Krisis ini tidak hanya menjadi tantangan, tetapi juga peluang bagi negara-negara Global South untuk bersatu menanggapi krisis tersebut.

   Oleh Mohammed Saqib

CARAPANDANG.COM - Agenda pemberlakuan tarif besar-besaran dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin merupakan inisiatif kebijakan perdagangan paling agresif dalam sejarah modern. Ini adalah tanda lain dari arogansi dan unilateralisme AS yang mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh pasar global. Tarif yang sangat tinggi terhadap impor AS mengancam perdagangan, yang akan mengganggu stabilitas ekonomi global. Kebijakan tersebut kemungkinan akan merusak rantai pasokan, menyebabkan inflasi, mengakibatkan volatilitas pasar global, dan secara tidak proporsional merugikan negara-negara Global South.

Krisis tarif saat ini merupakan seruan peringatan, menyadarkan untuk bersatu atau akan hancur. Krisis ini tidak hanya menjadi tantangan, tetapi juga peluang bagi negara-negara Global South untuk bersatu menanggapi krisis tersebut, untuk menunjukkan respons yang memperkuat suara dan pengaruh negara-negara berkembang dalam membentuk tata kelola ekonomi internasional. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait