Beranda Kolom Negara-Negara Global South Harus Serempak Tolak "Tarif Resiprokal"

Negara-Negara Global South Harus Serempak Tolak "Tarif Resiprokal"

Para demonstran bergabung dalam aksi unjuk rasa dan pawai untuk menentang kebijakan pemerintahan Donald Trump di New York City, Amerika Serikat, pada 19 April 2025. (Xinhua/Liu Yanan)

0
Xinhua

Menegosiasikan kesepakatan individual dengan AS mungkin secara keliru menunjukkan adanya kepentingan nasional yang diamankan, tetapi sebenarnya melemahkan kekuatan negosiasi (bargaining power) kolektif. Perjanjian bilateral tidak akan memberikan keamanan maupun keberlanjutan dalam suatu sistem apabila salah satu pihak diperbolehkan mengubah aturan secara sepihak. Negara-negara Global South harus memahami bahwa kesepakatan seperti itu dapat melemahkan kekuatan negosiasi kolektif mereka.

India dan China, dua perekonomian besar dengan pertumbuhan tercepat yang produk domestik bruto (PDB) gabungannya mencapai lebih dari 22 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.862) dan kapasitas manufaktur gabungannya mencapai hampir 35 persen dari kapasitas manufaktur global, memiliki pengaruh ekonomi yang signifikan. Kolaborasi kedua negara itu berpotensi menciptakan manfaat substansial bagi mereka sendiri maupun bagi negara-negara berkembang lainnya.

Dengan bekerja sama, kedua negara tersebut dapat membangun akses pasar timbal balik yang vital, mengembangkan kerangka finansial alternatif, menyelaraskan standar teknis, serta mengoordinasikan sumber daya secara efektif bagi negara-negara Global South. Kemitraan yang konstruktif ini dapat membuka jalan bagi tata kelola ekonomi global yang lebih adil. Selain itu, mempercepat dedolarisasi dan memperkuat kerangka-kerangka kerja, seperti BRICS dan New Development Bank, dapat meningkatkan otonomi keuangan mereka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait