SHARE

Ketua Umum Partai Rakyat, Arvindo Noviar

Kapal Indonesia di usianya 76 tahun merdeka, perkembangannya sejauh ini masih berkutat pada euphoria semu. Indonesia yang sebelumnya selama 32 tahun perpolitikannya yang monolitik bertengger di bawah tangan kekuasaan rezim otoriterian Orde Baru. Hingga pasca Orde Reformasi yang kini telah membawa kita melewati empat kali Pemilu. Politik negara masih saja gagal, belum mampu membuktikan, atau mengkonversi perjalanan sejarahnya dengan perbaikan-perbaikan, ril kemajuan, nikmat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Multi partai terkadang dipandang sinis, mubazir buat negara kelebihan muatan. Geliat kelahiran partai baru dianggap hanya menjangkit penyakit kebisingan isu-isu politik, misalnya saja isu kekinian saling gigit (kanibalisasi) antar parpol yang pro kontra soal ambang batas parlemen (parliamentary threshold). Rakyat curiga, perihal PT tersebut bukan instrumen politik untuk mengkoreksi demokrasi agar semakin ideal memenuhi hak-hak konstitusional rakyat Indonesia.

Kendati begitu, saya belum baca memang preambule (politik gagasan) atau a,b,c-nya Partai Rakyat. Saya meyakini obsesinya akan menjadi nutrisi bagi Demokrasi. Partai politik sebagai institusi politik yang diakui hukum negara sebagai penunjang utama pilar demokrasi, dalam konteks itu Partai Rakyat akan diuji secara empirik, akan unjuk gigi menyantap "rekonstruski total" (antitesis) dari cara-cara lama berpolitik? Rakyat Indonesia apakah menemukan sandaran politiknya pada partai rakyat, atau nantinya partai ini akan mengalami hal kesialan, superti juga keadaan naas yang diamali oleh parpol-parpol lama maupun baru yang telah lebih dulu gugur?

Hanya ini surat cintaku sebagai pemuda, kutaruh hormat pada pemimpin muda yang tegak, setia pada keluhuran cita-cita kebangsaan. Semoga suratku tak menjadi wabah politik. Selamat ulang tahun partai rakyat, berkibarlah! [*]

*Oleh: Mujamin Jassin
Penulis adalah pemuda penikmat buku-buku puisi, novel, dan sastra.


Halaman :