SHARE

istimewa

Nana melarikan diri dari kota kelahiran saat gerombolan orang datang ingin mempersuntingnya. Ia kemudian menetap di Bandung dan menikah dengan laki-laki yang berasal dari keluarga menak. Nana bertemu dengan perempuan simpanan suaminya, tetapi keduanya juga saling memberi dukungan sebagai sesama perempuan yang hidup pada tahun 1960-an.

Kisah serta gambaran karakter dalam “Before, Now & Then”, kata Ifa, dituturkan secara personal sekaligus menampilkan lapisan lain yang menyinggung sejarah Indonesia pada masa itu.

Ifa mengatakan sejauh ini tim produksi masih mempersiapkan dan mengusahakan agar bisa melakukan perjalanan untuk menghadiri festival tersebut secara langsung, mengingat aturan perjalanan bisa berubah secara cepat saat pandemi.

Untuk saat ini, pihaknya akan fokus untuk penyelenggaraan premiere film tersebut dan berencana berpartisipasi dalam film market di Berlinale untuk menemukan jalur distribusi secara internasional. Ifa juga berharap “Before, Now & Then” dapat segera dirilis di Indonesia.

Sebelumnya pada tahun lalu, film ini berhasil mendapatkan CJ Entertaintment Award dalam Asian Project Market (APM) yang diselenggarakan Busan International Film Festival serta mendapatkan Purin Pictures Autumn Grant di Bangkok. Melalui kedua program tersebut, film fitur keempat Kamila ini memperoleh pendanaan untuk menyelesaikan produksi.

Halaman :