SHARE

Amilan Hatta

Orong-Rea menghampar seluas lebih 1000 Ha mulai dari bukit Berare di sebelah selatan sampai ke Brang-Panemung di desa Pungkit di sebelah utara. Wilayah Bekat itu persis berada di tengah hamparan persawahan tersebut, ditandai oleh bukit pekuburan tua yang bernama bukit Ponan. Di bukit Ponan itulah makam para leluhur orang-orang Bekat. Sekitar 300 meter di sebelah tenggara bukit Ponan ditandai sebagai bekas Desa Bekat, sehingga lokasi tersebut disebut Bekat Loka (Bekat Tua). Kini, seluruhnya sudah menjadi sawah yang subur.

Fathul Muin, tokoh masyarakat yang sekarang telah menjadi Kepala Desa Poto dalam sebuah presentasinya  di forum Presentasi dan Diskusi Desa Pemajuan Kebudayaan pada kegiatan Pekan kebudayaan Nasional (PKN) yang digelar di Istora Senayan Jakarta, 7 – 13 Oktober 2019 lalu, memaparkan ada tiga alasan pokok mengapa masyarakat di ketiga dusun tersebut berpisah membentuk pemukiman baru di Dusun Malili, Dusun Bekat(Lengas) dan Dusun Poto.

Ia menjelaskan hal itu disebabkan oleh, pertama, penduduk semakin bertambah, sementara lahan pemukiman sudah menyempit, agar tidak merusak persawahan yang telah ada. Kedua, mendekatkan diri pada lahan-lahan garapannya. Ketiga, menghindari bahaya banjir yang hampir setiap tahun meluap ke Bekat Loka.

Halaman :
Tags
SHARE