SHARE

Istimewa (Net)

CARAPANDANG.COM - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyarankan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk duduk bersama satu meja dalam menyelesaikan polemik stok dan harga pakan jagung yang mengemuka di publik beberapa hari terakhir.

”Ini kan Kemendag bilang masalahnya di produksi. Tapi kata Kementan ini masalah distribusi. Maka dua kementerian itu janjian ketemuan sajalah, jangan berdebat di depan publik,” ujar Mufti saat dihubungi, Jumat (24/9).

Mufti mengatakan, Kemendag dan Kementan harus duduk satu meja, lalu mengecek stok jagung bersama-sama. Pangkal masalahnya adalah harga pakan jagung yang meroket bahkan sempat menembus angka Rp7.000-an per kilogram, jauh melampaui harga acuan pemerintah sebesar Rp4.500 per kilogram.

Kenaikan harga itu membuat para peternak ayam kelimpungan, bahkan hingga mendapat atensi Presiden Joko Widodo setelah seorang peternak ayam dari Blitar membentangkan poster protes ketika presiden sedang kunjungann kerja.

”Jadi ini ada ketidaksinkronan. Kementan bilang ada stok 2,3 juta ton jagung. Kemendag bilang, kalau ada stok berjuta ton, harga tidak akan naik. Jadi mana yang betul? Janjian saja, cek stoknya bareng. Kalau memang ada stok tapi tidak terdistribusi, berarti Mendag jarang mengecek lapangan. Selidiki apakah ada penimbunan, beri sanksi jika terbukti. Tapi bila memang stok menipis, cari solusi. Setelah itu tutup buku debat ini,” ujarnya.

Politisi PDI Perjuangan itu berharap ke depan, soal data yang merupakan masalah klasik bisa terkoordinasi dengan baik. "Ke depan juga ada Badan Pangan Nasional yang baru diteken Perpres-nya Juli lalu, nanti bisa terkoordinasi, sehingga masalah supply and demand ini klir, juga sekaligus jadi pintu jangan ada spekulan yang main-main,” ujarnya.

Tags
SHARE