SHARE

Muhammad Husen Db

CARAPANDANG - Oleh:  Muhammad Husen Db, Tenaga Ahli Badan Sosialisasi MPR RI

Keberhasilan implementasi konsep merdeka belajar akan sangat dipengaruhi oleh tiga pola penting. Pola pertama, guru harus memandang anak dengan rasa hormat. Pendidikan dan pengajaran harus berpusat pada anak. Aktivitas pendidikan tidak dilihat seperti mesin tetapi harus dilihat seperti mahkluk hidup. Mengutip Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran ibarat seorang petani menanam padi. Padi itu  bisa dipupuk dan dirawat agar dapat bertumbuh lebih subur sebagai padi.

Kodratnya sebagai padi tidak akan dapat diubah. Artinya jika bibit yang ditanam itu bibit padi, ia hanya bisa tumbuh menjadi padi yang terbaik, jika dirawat dengan baik. Sebaliknya dari bibit padi, ia tidak mungkin dapat tumbuh menjadi jagung.  Oleh karena itu, proses pendidikan dan pengajaran harus benar-benar berpusat pada anak dimana kodrat mereka sebagai anak dengan potensinya harus ditumbuhkan sesuai dengan kodrat dan potensi tersebut.

Guru harus menerima anak dengan potensinya masing-masing dan menumbuhkan anak tersebut. Karena setiap tahun anak yang datang memiliki potensi yang berbeda-beda. Karena itu, guru harus terus menerus melakukan adaptasi dan terus menerus belajar, agar dapat memahami segala potensi mereka. Agar anak yang datang, apapun potensinya dapat bertumbuh di tangan kita. Hebat kita menjaga dan merawat, maka akan tumbuh sesuai dengan yang kita impikan.

Pola kedua, guru harus mendidik anak secara holistik. Holistik berarti suci dan murni. Dalam perspektif merdeka belajar, pendidikan holistic dimaknai sebagai upaya menyeluruh untuk memajukan pikiran, menghaluskan perasaan dan menguatkan kemauan. Pendidikan itu harus berkuasa menguatkan kemauan, jangan hanya membuat orang menjadi pintar, punya keterampilan tapi kemauannya lemah.

Banyak contoh kita lihat, orang yang punya kemauan kuat meskipun keterampilannya tidak terlalu hebat, bisa jadi sangat sukses. Gerakan pendekatan holistik ini juga sering sebut dengan tidak hanya internalisasi pengetahuan, tetapi juga internalisasi nilai. Pendidikan harus mencari atau melakukan reorientasi untuk menguatkan kemauan peserta didik. Ini merupakan investasi yang jauh lebih penting bagi anak didik yang nanti akan tumbuh berkembang secara mandiri di kemudian hari.

Halaman :
Tags
SHARE