SHARE
1 / 3
2 / 3
3 / 3

istimewa

Hal lain yang menonjol dari sekuel ini adalah bagaimana film agaknya lebih berfokus untuk menyampaikan komentar terkait isu sosial, khususnya rasisme terhadap penduduk kulit hitam di Amerika Serikat.

Penonton akan melihat banyak "sentilan" dan simbol-simbol dari para pembuat film tentang isu ini, mulai dari gerakan "BLM / Black Lives Matter" hingga kejahatan yang dilakukan polisi terhadap warga kulit hitam, yang rasanya masih sangat relevan dengan masa kini.

Meski tidak ada yang salah dengan menyelipkan isu sosial di dalam film, rasanya DaCosta menginvestasikannya terlalu kompleks dan "bertumpuk", sehingga nuansa horor nan mencekam selayaknya penggambaran di film pertamanya, yang rilis 29 tahun lalu, rasanya kurang terasa.

Sementara itu, Yahya Abdul-Mateen II dan Teyonah Parris memberikan penampilan yang cukup memukau. Keduanya melakukan yang terbaik untuk memberikan dinamika antarkarakter, serta menghadirkan teror ini kepada audiens.

Ada pula Nathan Stewart-Jarrett sebagai adik Brianna juga mencuri perhatian karena memberikan kesegaran cerita, serta representasi bagi komunitas LGBTQ+ kulit hitam.

Namun, kejutan terbaik yang begitu mengasyikkan untuk dirasakan penonton rasanya hadir dari penampilan Tony Todd yang kembali memerankan Daniel Robitaille di film pertamanya. Ada juga Michael Hargrove sebagai Sherman Fields yang juga merupakan sang Candyman. Tak jarang kengerian yang dipancarkan membuat penonton bergidik di dalam kegelapan.

Secara keseluruhan, "Candyman" agaknya dapat menjadi salah satu pilihan untuk membuka Halloween yang akan datang pada akhir bulan ini.

Film berdurasi 91 menit ini akan siap hadir "meneror" para pecinta film di Indonesia pada 27 Oktober. Bersiaplah, dan jangan lupa untuk memanggil namanya lima kali di depan cermin usai film berakhir!
 

Halaman :