SHARE

Tim riset Monex Investindo Futures menilai kabar bahwa pemerintah AS akan mengenakan sanksi kepada Rusia terkait hak-hak kemanusiaan juga menjadi penggerak naik harga emas.

CARAPANDANG - Harga emas hari ini berpeluang tertopang oleh prospek kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve.

Tim riset Monex Investindo Futures menilai kabar bahwa pemerintah AS akan mengenakan sanksi kepada Rusia terkait hak-hak kemanusiaan juga menjadi penggerak naik harga emas.

"Outlook The Fed akan bertahan pada kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 0,50 persen pada pekan depan, menjadi penopang naiknya harga emas sejak semalam, yang disertai outlook akan turunnya inflasi di AS," tulis Monex dalam riset, Jumat (9/12).

Monex mencatat kabar pemerintah AS akan mengenakan sanksi baru kepada Rusia, terkait penggunaan bom dalam bentuk drone milik Iran, yang dipandang melanggar hak-hak kemanusiaan di Ukraina, memicu turunnya dolar AS pada awal hari ini. Sentimen ini juga menopang harga emas sebagai safe haven di tengah sikap hati-hati investor yang meningkat.

Selanjutnya, pelaku pasar akan mengawasi data ekonomi AS seperti producer price index (PPI) pada 20:30 WIB dan Prelim UoM Consumer Sentiment pada 22:00 WIB.

Data PPI menjadi salah satu tolok ukur inflasi di AS, yang menjadi acuan gambaran data consumer price index (CPI) pekan depan dan dapat memicu spekulasi kebijakan moneter The Fed selanjutnya.

"Sedangkan data consumer sentiment dari University of Michigan, memberikan hasil survei kepercayaan pasar terhadap ekonomi di AS. Kedua data tersebut dipandang penting dan berpeluang menjadi penggerak dolar AS dan harga emas," jelas Monex. 

Di dalam negeri, harga dasar emas 24 karat Antam ukuran 1 gram dijual senilai Rp1.003.000 pada Jumat, naik Rp4.000 jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, Kamis (8/12). Sementara emas satuan terkecil dengan ukuran 0,5 gram dijual Rp551.500, naik dibandingkan dengan perdagangan kemarin.



Tags
SHARE