SHARE

Ilustrasi

CARAPANDANG.COM - Emas kembali melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat kerugian hari kedua berturut-turut karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi daya tariknya, meskipun sentimen penghindaran risiko di pasar keuangan yang lebih luas membatasi kerugian untuk logam.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, jatuh 2,6 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 1.765,70 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (15/10/2021), emas berjangka juga anjlok 29,6 dolar AS atau 1,65 persen menjadi 1.768,30 dolar AS.

Emas berjangka terdongkrak 3,2 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.797,90 dolar AS pada Kamis (14/10/2021), setelah melonjak 35,4 dolar AS atau 2,01 persen menjadi 1.794,70 dolar AS pada Rabu (13/10/2021), dan menguat 3,6 dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.759,30 dolar AS pada Selasa (12/10/2021).

"Jika imbal hasil terus meningkat, hambatan akan tetap signifikan untuk emas," kata analis OANDA, Craig Erlam.

"Kecuali pasar mulai mempertimbangkan berita buruk bagi ekonomi dan pasar saham, yang mungkin menjadi langkah rasional berikutnya jika pembuat kebijakan bersikeras untuk melakukan pengetatan bahkan ketika pemulihan tetap lamban dan risiko penurunan signifikan."

Sentimen di pasar keuangan yang lebih luas tetap lemah karena pertumbuhan ekonomi di China melambat, sementara lonjakan harga minyak yang tak henti-hentinya memicu kekhawatiran tentang peningkatan inflasi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik karena investor meningkatkan taruhan kenaikan suku bunga, sementara indeks dolar tetap stabil.

Halaman :
Tags
SHARE