Komentar Bessent mendorong saham AS melonjak lebih dari 2%, dan dolar bangkit kembali, setelah ia menyebut kebuntuan tarif tidak berkelanjutan. Hal ini yang mendorong sebagian investor emas memindahkan asetnya ke aset yang beresiko seperti saham.
Pada perdagangan kemarin Selasa (22/4/2025), indeks dolar (DXY) naik 0,65% di level 98,92 terhadap para pesaingnya, membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Reli di pasar saham dan indeks dolar AS hari ini berdampak negatif bagi pasar emas," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Sementara itu, harga emas spot, yang naik 29% sepanjang tahun ini, mencapai rekor tertinggi ke-28 pada hari Selasa saat melonjak ke angka US$3.500 per troy ons untuk pertama kalinya.
JPMorgan memperkirakan reli akan terus berlanjut, memproyeksikan bahwa emas akan melampaui US$4.000 per ons tahun depan di tengah meningkatnya risiko resesi, tarif AS yang lebih tinggi, dan ketegangan perdagangan AS-China yang terus berlanjut, menurut catatan bank tersebut pada hari Selasa.
Para pelaku pasar juga akan mencermati pidato beberapa pejabat The Federal Reserve (The Fed) pada akhir minggu ini, berharap mendapatkan wawasan tentang kebijakan moneter masa depan di tengah kekhawatiran tentang independensi bank sentral.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil bertindak sebagai nilai lindung terhadap ketidakpastian global dan inflasi dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.