CARAPANDANG - Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dijadwalkan menghadiri sidang pertamanya di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Sidang tersebut dilaksanakan, Jumat (14/3/2025) pukul 14.00 waktu setempat, di Den Haag, Belanda, dikutip dari Guardian.

Duterte akan diberitahu tentang tuduhan yang dihadapinya serta hak-haknya sebagai terdakwa. Ia didakwa atas kejahatan kemanusiaan, terutama terkait kampanye pemberantasan narkoba yang diklaim kelompok HAM telah menyebabkan puluhan ribu kematian.

Sebelum tiba di Den Haag, penangkapannya di Manila diwarnai drama selama 12 jam di sebuah pangkalan udara Filipina. Duterte menolak untuk diambil sidik jarinya dan bahkan mengancam seorang jenderal polisi dengan tuntutan hukum.

Meski sempat bersikap konfrontatif, ia akhirnya menerima kenyataan dan mengakui tanggung jawab atas keputusannya selama menjabat sebagai presiden. Setibanya di Belanda, Duterte segera dibawa ke pusat tahanan ICC di Scheveningen, Den Haag, dan menjalani pemeriksaan medis.

Sidang awal ini bertujuan untuk menyampaikan dakwaan serta hak-hak yang dimiliki Duterte sebagai terdakwa. Jika dakwaan dikonfirmasi, proses persidangan bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sebelum keputusan akhir diambil.

Sidang ini akan menjadi awal dari proses hukum yang berpotensi berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Jaksa ICC, Karim Khan, menekankan kasus ini menjadi ujian penting bagi keadilan internasional.