CARAPANDANG - Perdana Menteri Thailand yang ditangguhkan, Paetongtarn Shinawatra, hadir di pengadilan pada Kamis (21/8/2025). Ia memberikan kesaksian dalam kasus pemecatannya yang terkait dengan penanganan sengketa perbatasan Thailand-Kamboja, dilansir dari CNA.
Putri dari mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra itu dituduh gagal menjalankan tugasnya dalam membela negara. Tuduhan muncul setelah rekaman panggilan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen, bocor secara daring.
Dalam percakapan yang bocor tersebut, Paetongtarn menyapa Hun Sen sebagai “paman” dan menyebut seorang komandan militer Thailand sebagai “lawan”. Ucapan itu memicu reaksi keras di dalam negeri.
Anggota parlemen konservatif menuduhnya meremehkan militer, sebuah institusi yang memiliki kekuasaan sangat besar di Thailand. Kontroversi membesar ketika mitra utama dalam koalisi pemerintahannya memutuskan keluar sebagai bentuk protes, langkah yang hampir mengguncang stabilitas pemerintahannya.
Sejumlah senator kemudian mengajukan petisi ke Mahkamah Konstitusi. Mereka menilai Paetongtarn telah melanggar ketentuan integritas dan standar etika seorang perdana menteri.
Mahkamah Konstitusi yang sebelumnya sudah menangguhkannya dari jabatan bulan lalu, akan memutuskan nasibnya pada Jumat depan. Selain memicu krisis politik, bocornya panggilan itu juga memperburuk hubungan Thailand dan Kamboja.