Menurutnya kalau seorang pejabat mau mundur hanya butuh membuat surat mundur. Selesai. Tapi, yang dilakukan mantan Kepala Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi, tidak seperti itu, malah dia masih ikut Presiden Prabowo ke Turki, kemudian dia mengikuti rapat kabinet.
"Ini terlihat dia seolah-olah tidak ikhlas mundurnya," ucap Ketua Dewan Direktur Great Institute ini.
Dia melihat Hasan Nasbi yang diangkat pada masa Presiden Jokowi ini bisa jadi sebagai bagian dari rencana Matahari Kembar. Melalui Hasan Nasbi, Joko Widodo bisa menyerap seluruh komunikasi Presiden Prabowo.
"Agar dalam komunikasi presiden itu, Jokowi bisa menyerap seluruh komunikasi itu, Baik melalui dia maupun anaknya. kalau anaknya kesulitan dia bisa nyerap. Jadi dia bisa menjadi sebuah agen, agen dari sebuah konspirasi yang saat ini di publik dianggap ada dua matahari,"jelasnya.
Pendapatnya juga diperkuat dari sikap Hasan Nasbi yang terlihat kerap mengapresiasi Gibran Rakabuming Raka maupun Bahlil Lahadalia. "Seperti saat Bahlil yang sudah jelas-jelas oleh presiden dianggap salah waktu kasus LPG, namun ia menyebut (kebijakan) Bahlil itu telah disetujui Istana. Berarti kan dia memang masuk pada kubu itu, plot itu," ungkapnya.
