OCHA mengatakan bahwa konflik yang memanas selama berbulan-bulan di Gaza telah meningkatkan risiko bagi mereka yang paling rentan, termasuk para penyandang disabilitas dan warga lanjut usia (lansia), yang kesulitan mendapatkan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Badan kemanusiaan tersebut mengatakan salah satu mitra mereka menemukan dalam sebuah survei bahwa lebih dari 80 persen penyandang disabilitas di Gaza telah kehilangan kursi roda, alat bantu dengar, alat bantu jalan, dan alat bantu lainnya, dan harus menghadapi banyak tantangan, termasuk penolakan akses terhadap bantuan kemanusiaan, diskriminasi, stigmatisasi, dan terpapar bahan peledak.
Dana Kependudukan PBB (UNFPA) melaporkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga serta eksploitasi dan pelecehan seksual terus meningkat di Jalur Gaza. Beberapa ruang aman yang menyediakan tempat berlindung, dukungan psikologis, dan mekanisme penanganan bagi perempuan dan anak perempuan telah ditutup atau hanya beroperasi secara terbatas.
UNFPA melaporkan bahwa situasi di Gaza sangat mengerikan bagi wanita dan anak perempuan. Wanita hamil melahirkan dalam kegelapan, tanpa listrik dan tanpa perawatan medis profesional untuk menangani kemungkinan komplikasi. Ribuan ibu mengalami kelaparan.