Selanjutnya dia menjelaskan bahwa silaturahmi bagi umat Islam memiliki dua dimensi yaitu secara eksklusif dan inklusif. Secara eksklusif, silaturahmi membangun ukhuwah dan mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan. Sedangkan secara inklusif, silaturahmi menjadi sarana untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan.
Silaturahmi juga wujud nyata dari ekspresi kebaikan. Ada tiga nilai utama yang dapat kita sebarkan yang pertama, sikap lemah lembut, toleransi, dan nilai-nilai luhur. Kemudian yang kedua adalah rifq atau pendampingan dalam kebaikan. Ketiga adalah keberpihakan untuk membantu menyelesaikan berbagai persoalan yang ada.
“Indonesia dibangun atas dasar keberagaman dan kebersamaan, di mana Pancasila menjadi fondasi negara, sementara agama dan kebudayaan menjadi bagian penting dari identitas nasional,” ujarnya.
Haedar menegaskan Muhammadiyah tidak akan pernah berhenti untuk menyuarakan nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan. Ia berpesan untuk meningkatkan semangat bermuhammadiyah dan membangun tatanan kehidupan yang lebih baik lagi.