SHARE

Ilustrasi (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan minyak mentah berjangka AS anjlok lebih dari lima persen, setelah Kepala Moderna meragukan kemanjuran vaksin COVID-19 terhadap varian virus Corona, Omicron, menakutkan pasar keuangan dan mengangkat kekhawatiran tentang permintaan minyak.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 2,87 dolar AS atau 3,9 persen, menjadi menetap di 70,57 dolar AS per barel, setelah mencapai level terendah intraday di 70,22 dolar AS per barel, terendah sejak Agustus.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir 3,77 dolar AS atau 5,4 persen lebih rendah, menjadi 66,18 dolar AS per barel. WTI sempat turun ke terendah sesi di 64,43 dolar AS per barel, juga terendah sejak Agustus.

Bulan ini, harga minyak turun paling tajam sejak Maret 2020, awal dari lockdown yang meluas karena pandemi. Brent anjlok bulan ini sebesar 16,4 persen, sementara WTI terjun 20,8 persen.

Kepala pembuat obat Moderna Inc mengatakan kepada Financial Times bahwa vaksin COVID-19 tidak mungkin efektif melawan varian virus Corona, Omicron seperti halnya terhadap varian Delta.

"Ancaman terhadap permintaan minyak adalah nyata," kata Louise Dickson, analis pasar minyak senior di Rystad Energy.

"Gelombang penguncian lainnya dapat mengakibatkan hingga 3 juta barel per hari permintaan minyak hilang pada kuartal pertama 2022, karena pemerintah memprioritaskan keselamatan kesehatan daripada rencana pembukaan kembali, yang sudah ada buktinya, dari Australia yang menunda pembukaannya kembali hingga di Jepang melarang pengunjung asing," katanya pula.

Minyak anjlok sekitar 12 persen pada Jumat (26/11) bersama dengan pasar lainnya di tengah kekhawatiran varian Omicron yang sangat bermutasi akan memicu penguncian baru dan mengurangi permintaan minyak global. Masih belum jelas seberapa parah varian baru tersebut.

Kondisi itu juga menekan harga, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan Bank Sentral AS kemungkinan akan membahas percepatan pengurangan pembelian obligasi skala besar pada pertemuan kebijakan berikutnya, di tengah ekonomi yang kuat dan ekspektasi bahwa lonjakan inflasi akan bertahan hingga pertengahan tahun depan.

Mengikuti komentar Powell, harga minyak, terutama minyak mentah berjangka AS, turun bersama indeks-indeks utama saham AS, yang turun lebih dari 1,0 persen.

Premi pada kontrak berjangka minyak mentah acuan untuk pemuatan dalam satu bulan di atas kontrak untuk pemuatan dalam waktu enam bulan-metrik yang diawasi ketat oleh pedagang - menyempit secara dramatis pada Selasa (30/11).

Semakin tinggi premi pada kontrak pemuatan bulan depan dibandingkan kontrak pemuatan kemudian, struktur pasar yang dikenal sebagai backwardation, semakin kuat pandangan bahwa pasar mengalami defisit pasokan.

Halaman :