SHARE

Menlu Ukraina Dmytro Kuleba berbincang dengan Menlu Prancis Catherine Colonna saat mengunjungi Wall of Remembrance untuk memberikan penghormatan kepada tentara Ukraina yang gugur

CARAPANDANG - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendukung rancangan resolusi yang diusulkan Kiev kepada organisasi internasional tersebut, ketika perang antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung selama satu tahun.

Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Kamis (23/2), Kuleba menyebut bahwa rancangan resolusi berjudul "Prinsip-prinsip yang Mendasari Perdamaian yang Komprehensif, Adil, dan Abadi di Ukraina" akan berkontribusi pada upaya bersama untuk mengakhiri perang serta melindungi prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan Piagam PBB.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina, Kiev dapat memulihkan integritas teritorialnya dan menghormati Piagam PBB dengan dukungan dunia, dan bahwa situasi yang tidak nyaman itu akan membuat Rusia atau agresor lainnya enggan menyerang bangsa lain.

“Untuk mencapai tujuan mulia ini, kita perlu mengirimkan pesan yang kuat dan jelas bahwa Piagam PBB, termasuk prinsip kesetaraan kedaulatan dan integritas wilayah negara, harus menjadi dasar proses penyelesaian damai,” kata Kuleba.

Dia juga mengatakan pasukan Ukraina bukan lah pihak yang menduduki tanah asing dan bahwa Kiev menjalankan haknya yang sah untuk membela diri.

“Inilah mengapa seruan untuk menghentikan pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina salah kaprah. Sangat sah untuk membantu negara yang telah diserang dan membela diri. Ini adalah tindakan pertahanan dari tindakan Piagam PBB,” kata dia.

Kuleba menjelaskan bahwa perang Rusia-Ukraina tidak memiliki dua sisi, tetapi antara agresor dan korban.

Lebih lanjut, dia memaparkan kembali 10 langkah formula perdamaian yang diusulkan Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam KTT G20 tahun lalu di Indonesia, dengan penandatanganan kesepakatan damai sebagai langkah terakhir.

Hampir 12 bulan telah berlalu sejak Rusia mendeklarasikan operasi militer khusus di Ukraina, yang telah mengakibatkan kematian sedikitnya 8.006 warga sipil dan 13.287 orang luka-luka, menurut angka terbaru PBB.




Tags
SHARE