SHARE

Mahathir-Anwar (The Strait Times)

CARAPANDANG.COM – Usianya telah mencapai 92 tahun. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun. Dia adalah Mahathir Mohamad. Paduan umur 92 tahun serta pernah menjabat sebagai pucuk eksekutif selama lebih dari 2 dekade mungkin menurut beberapa kalangan sudah saatnya menyingkir dari politik praktis serta menjadi “resi”. Tapi tidak bagi sosok yang semasa berkuasa dikenal dekat dengan Soeharto ini.

Mahathir menjadi simbol pemersatu barisan oposisi vis a vis dengan petahana dan pemerintah berkuasa. Mahathir berhadapan dengan UMNO partai politik pihak penguasa yang dahulu pernah dibesarkan pula oleh Mahathir Mohamad.

“Turun gunung” dari Mahathir berbuah manis. Aliansi partai oposisi yang dipimpinnya berhasil memenangkan pemilihan umum Malaysia yang hasil resminya diumumkan pada Kamis (10/5/2018). Kemenangan ini menandakan akan kembalinya Mahathir sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Hasil resmi menunjukkan, Pakatan Harapan pimpinan Mahathir memenangkan 113 dari 222 kursi parlemen. Sementara koalisi pemerintahan Najib Razak yang berkuasa, Barisan Nasional (BN), hanya meraih 79 kursi.

Kemenangan barisan oposisi ini sekaligus menandai keberhasilan “reuni” Mahathir Mohamad-Anwar Ibrahim. Mereka berada di satu barisan untuk menghadapi petahana. Anwar Ibrahim sendiri kini sedang dipenjara dikarenakan kasus sodomi. Anwar dipenjara sejak tahun 2015 kala Najib menjadi Perdana Menteri Malaysia. Vonis hukum tersebut dianggap sebagai upaya politik untuk menghabisi karier politik Anwar Ibrahim.

Bukan kali ini saja Anwar “tersandung” perkara sodomi. Pada akhir era 1990-an kala itu Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad “menyingkirkan” Anwar Ibrahim dengan tuduhan kasus sodomi.

Hubungan antara Mahathir-Anwar sendiri terlihat unik. Anwar sempat digadang-gadang sebagai “putra mahkota” pengganti Mahathir di era tahun 1990-an. Namun krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia dan sempat menghampiri Malaysia membuat keduanya pecah kongsi dan pendapat. Tahun 1998, Mahathir memecat wakilnya Anwar Ibrahim yang dianggap berani menentang politiknya secara terbuka.

Permusuhan itu berlangsung lama hingga pada Senin (5/9/2016) keduanya bertemu kembali di ruang pengadilan di Kuala Lumpur. Rekonsiliasi antara keduanya terjadi tak terlepas dari semangat menghadapi PM Malaysia Najib Razak yang mereka tuduh korup.

Dan fase berikutnya akan dinanti mengenai hubungan Mahathir-Anwar ini. Dikarenakan Mahathir telah berjanji untuk meminta pengampunan kerajaan bagi Anwar jika memenangkan pemilihan. Seperti dilansir Reuters, setelah Anwar bebas, Mahathir akan mengundurkan diri dan membiarkan Anwar menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Akankah akhirnya sang “putra mahkota” menerima “takhta” dari sang mentor Mahathir? Menarik dinanti episode selanjutnya dari kisah politik terbaru Malaysia.