SHARE

Kepala Pusat Kajian Demokrasi dan Hak-hak Asasi Manusia (Pusdema) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Baskara T. Wardaya (istimewa)

CARAPANDANG.COM - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI diharapkan membuka ruang bagi kerja sama tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional untuk membahas kemungkinan kehancuran kolektif akibat perkembangan teknologi.

Kepala Pusat Kajian Demokrasi dan Hak-hak Asasi Manusia (Pusdema) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Baskara T. Wardaya, mengatakan hal itu saat menjadi pembicara acara "Jakarta Geopolitical Forum V Tahun 2021" yang diselenggarakan Lemhannas secara daring, di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, masalah ketahanan nasional hendaknya tidak hanya mencakup masalah bagaimana mempertahankan diri dari kemungkinan serangan militer oleh negara lain.

"Ketahanan nasional juga menyangkut ketahanan bersama segenap umat manusia dari kemungkinan kehancuran kolektif sebagai akibat pesatnya perkembangan teknologi," tutur Baskara dalam siaran persnya.

Sejarawan yang akrab disapa Romo Baskara ini mengatakan untuk menanggulangi hilangnya eksistensi individu maupun hancurnya manusia secara kolektif, sejumlah langkah praktis perlu segera diambil.

Dalam ruang lingkup sosial-ekonomi-politik, kata dia, perlulah kiranya bahwa semua pihak semakin berani mengangkat kembali berbagai bentuk kearifan lokal dan tradisional yang mengajarkan penghormatan kepada alam.

Komunitas-komunitas adat yang biasanya kental dengan pengalaman menjaga lingkungan maupun dalam menyikapi modernitas (termasuk teknologi) perlu terus diajak dialog dan berbagi pengalaman serta pengetahuan kepada masyarakat luas.

Romo Baskara juga merekomendasikan dalam dunia pendidikan generasi muda, perlu segera ditambahkan materi belajar yang mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan lokal maupun universal.

"Artinya, kepada para siswa perlu ditawarkan materi belajar berisi pentingnya sikap-sikap yang melampaui sekat-sekat primordialitas serta sikap-sikap lain yang bisa mendorong para peserta-didik untuk berani ikut memikirkan masalah-masalah kemanusiaan pada umumnya," ujarnya.

Termasuk di dalamnya adalah materi pendidikan untuk meningkatkan kesadaran akan dampak teknologi terhadap perubahan iklim; terhadap pemahaman manusia akan dirinya sendiri sebagai pribadi maupun sebagai bagian komunitas kemanusiaan; dan juga terhadap keberlangsungan manusia sendiri sebagai salah satu spesies penghuni planet bumi.

Sejak akhir abad pertengahan, penemuan dan pengembangan sains dan teknologi telah memberikan kegunaan dan harapan yang besar kepada umat manusia.

Menurut Romo Baskara banyak sekali buah pemikiran dan inovasi yang dihasilkannya, dan dengan gembira manusia menyambutnya.

Namun di masa kini, kemajuan teknologi telah memberikan berbagai kenyamanan dan kemudahan kepada manusia. Ternyata, berbagai kenyamanan dan kemudahan yang diberikan itu hanyalah satu sisi dari teknologi. "Bagaikan pedang bermata dua, teknologi memiliki sisi lain," ucap Baskara.

Dengan perkembangannya yang nyaris tak terbendung, teknologi telah membuka pintu ketidakpastian masa depan manusia sebagai salah satu spesies penghuni planet bumi.

"Semua pihak perlu membicarakan langkah-langkah strategis demi menjamin eksistensi dan keberlangsungannya sebagai manusia, baik sebagai individu maupun sebagai sesama penghuni jagad yang sama," tutur Baskara.

Halaman :